Sabtu, 04 April 2015

Para Pemburu Akik Lavender Ancam Kawasan Gunung Bapang di Sukoharjo

detikNews
Sukoharjo - Jika Pemerintah tidak
segera turun tangan, eksploitasi
lingkungan akibat demam batu
akik dikhawatirkan akan semakin
parah. Di Sukoharjo, warga
membongkar pegunungan batu
tanpa menghindahkan resiko
kerusakan lingkungan demi
menambang batu mulia jenis
lavender yang terdapat di puncak
salah satu bukit dari jajaran bukit
di Pegunungan Seribu.
Dua pekan lalu Wanto, 32 tahun,
menemukan batu lavender di
puncak Gunung Bapang, salah
satu bukit dari jajaran bukit batu
cadas di Pegunungan Seribu yang
memanjang dari kawasan
Sukoharjo hingga Wonogiri.
Batu yang biasa diinjak saat
mencari rumput pakan ternak
lepas dan menampilkan warna
keunguan itu kini diburu. Wanto
tahu bahwa itu batu lavender,
salah satu jenis batu akik yang
saat ini sedang digandrungi
banyak orang.
Gunung Bapang berada di Dusun
Ngemplak, Desa Kedungsono,
Bulu, Sukoharjo, Bukit batu yang
menjulang tersebut bukan bukit
yang berdiri sendiri. Banyak bukit-
bukit lain yang berjajar
memanjang dari Sukoharjo hingga
Wonogiri atau yang biasa disebut
Pegunungan Seribu, pegunungan
yang terjadi karena gejala tektonik
atau kerak bumi yang terangkat ke
atas permukaan.
Semenjak Wanto menemukan
potongan batu itu, penggalian di
Gunung Bapang tersu dilakukan
secara liar oleh warga dari
berbagai tempat yang
berdatangan. Tidak ada
pengawasan atau arahan. Warga
menggali sesuai maunya.
Karena itu dikhawatirkan timbul
kecelakaan kerja atapun bahaya
longsor dan banjir yang bisa
mengancam pemukiman warga di
bawahnya, polisi setempat lalu
melarang penambangan. Jalan
menuju lokasi diberi pita larangan
melintas.
Tapi bukan berarti penambangan
berhenti. Belasan warga setempat
masih terus melakukan
penambangan.
"Yang dilarang itu kan warga luar
desa. Kalau kami yang tetap saja
bisa. Polisi juga sering datang
tapi tidak melarang. Sekitar 15
warga desa kami yang setiap hari
menambangm terbagi dalam
beberapa kelompok," ujar Wanto
saat ditemui usai menambang.